Berkendara Dekat Bus dan Truk Mending Mengalah Saja, Ini Alasannya
Saat mengerjakan perjalanan mudik lebaran, baik memakai mobil atau motortentunya
bersinggungan dengan bus dan truk besar. Jika telah begitu, dengan
mengemudikan kendaraan yang lebih kecil, pengendara usahakanmengalah.
Baru-baru ini beredar pesan
berantai, di pembicaraan elektronik,
bersangkutan mengapa harus
mengalah pada bus dan truk besar. Bahkan, sopir truk ataupun truk tidak
segan-segan mengorbankan satu nyawa pengendara dibanding mengorbankan nyawa semua penumpang.
Lalu sebenarnya, andai dilihat dari sisi safety driving, bagaimana sikap pengendara ketika bersinggungan dengan bus atau
truk besar?
"Sebetulnya, pesan berantai tersebut melulu penggiringan opini supaya truk dan bus besar diberi prioritas. Mereka hendak seperti kereta api, yang memang andai ada halangan tidak mengerem, namun kan memangtersebut ada jalan khusus, bertolak belakang dengan bus atau truk besar," ucap Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana.
Meskipun begitu, lelaki ramah ini tetap menyarankan supaya mengalahbila berdampingan dengan bus dan truk
besar. Dengan sekian banyak alasan, usahakan mobil kecil, terlebih sepeda motor, menjauhi kendaraan
besar tersebut.
"Memang bila pengemudi bus atau truk besar
susah menyaksikan kendaraan
kecil, sebab blindspot-nya
besar. Jadi, andai mereka
meminta jalan, dengan klakson, usahakan
sabar dan dikasih jalan saja," pungkasnya.
Penelitian Ini Buktikan Sopir
Sering Abai Selama Perjalanan
Sopir yang abai sekitar perjalanan dapat menambah risiko kecelakaan.
Berdasarkan urusan ini, Peugeot menyelenggarakan penelitian untukmemahami seberapa lama sopir meleng saat mengemudi.
Hasilnya lumayan mengejutkan, dalam satu jam perjalanan dalam kota,minimal sopir tidak menyimak jalan ketika berkendara sejauh 3,2 km. Angka itu didapat memakai sistem
eye-tracking.
Pabrikan asal Prancis tersebut mengoleksi data dari 25 perjalanan
yangserupa sejauh 9,6 km.
Pengemudi memakai kacamata
khusus supaya dapat dilacak oleh
sistem sistem eye-tracking.
Rata-rata, pengemudi tidak menyimak jalanan sekitar 7 persen. Jika satu jam
perjalanan dengan kecepatan rata-rata 48,2 km/jam. Artinya, sopir tidak menyimak jalan sejauh 3.350 meter.
Studi ini menjadi bahan guna menguji sistem i-Cockpit yang mempunyai lingkar kemudi lebih kecil,
dan posisi panel instrumen lebih tinggisupaya
lebih mudah disaksikan oleh
mata.
i-Cockpit yang terpasang di
Peugeot 3008 terbukti dapat
meminimalisir tingkat distraksi sebesar 2 persen. Artinya, sopir konsentrasi ke jalanan sebesar 95
persen. Penempatan panel instrumen yang setara dengan garis pandang menciptakan sopir menyaksikan kecepatan di speedometer
tiga kali lebih tidak sedikit dibanding
SUV lainnya.
Belum ada Komentar untuk "Berkendara Dekat Bus dan Truk Mending Mengalah Saja, Ini Alasannya"
Posting Komentar